Wanita Baja



Di suatu hari raya Rasulullah Saw. berjalan mendatangi sekelompok kaum wanita. Beliau kemudian menasehati mereka dan berkata: "Wahai kaum perempuan, bersedekahlah kalian karena sesungguhnya aku diperlihatkan bahwa penghuni neraka yang paling banyak adalah kaum perempuan." Mereka bertanya, "Mengapa demikian wahai Rasulullah? Jawab beliau, "Karena kalian banyak mengumpat dan tidak pandai berterimakasih kepada suami..." (HR. Bukhari).

Dalam hadis lain Rasulullah bersabda pada kaum lelaki:

لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

"...Walaupun kalian berbuat baik seumur hidup kalian, kemudian mereka melihat sesuatu yang tidak mereka sukai dari kalian, mereka akan berkata: 'Aku tidak melihat kebaikan padamu sedikitpun'." (HR. Bukhari)

Hadis-hadis Rasulullah Saw. yang mulia di atas, memberitahukan kepada kita watak umum kaum wanita. Hadis di atas tidak berarti menghina atau mendiskriminasi kaum wanita sebagai mana anggapan orang yang tidak suka terhadap hadis Rasulullah Saw., melainkan sekadar memberitahukan realita yang ada pada kaum wanita pada umumnya. Sebagaimana perkataan seseorang, "Anak kecil ini belum bisa berfikir dewasa." Hal ini bukanlah penghinaan, melainkan pemberitahuan tentang keadaan yang sebenarnya. Selain itu, Rasulullah tidak hanya memberitahukan realita kekurangan ini, melainkan juga memberi solusi agar para wanita bisa terbebas dari watak yang tidak baik itu, sehingga kemudian mereka dapat meraih derajat yang tinggi di sisi Allah swt. Tentunya solusi yang utama adalah upaya untuk mendekatkan hubungan dengan Allah Swt dengan ibadah. Dan, di antara cara yang paling efektif adalah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah di atas, yaitu banyak bersedekah. Sebagian ulama mengatakan bahwa menurut pengalaman, wanita yang suka bersedekah dan berderma, jauh dari watak tidak baik di atas. Mereka tidak banyak mengumpat dan juga taat terhadap suami. Dan, perempuan yang taat kepada suaminya berarti pandai berterimakasih dan menyenangkan hati suaminya.

Taat kepada suami adalah ibadah yang paling agung bagi para wanita. Rasulullah Saw. juga mengabarkan bahwa pahala seorang wanita yang taat kepada suaminya sama seperti pahala orang yang berjihad. Coba bayangkan, untuk mendapatkan pahala jihad, seorang laki-laki harus membayarnya dengan harta dan nyawanya. Tetapi bagi perempuan cukup baginya untuk taat kepada suaminya. Tetapi taat kepada suami, bukanlah ibadah yang remeh. Ia adalah ibadah yang sangat berat, dan membutuhkan kesabaran dan istiqamah. Ia bukan ibadah sehari dua hari. Ia adalah ibadah sepanjang hidup wanita sebagai isteri seorang lelaki. Bukti bahwa ibadah ini berat adalah banyak para wanita yang tidak mampu taat kepada suaminya dan cenderung terdorong oleh hawa nafsu.

Di zaman sekarang, banyak wanita yang tidak tahan menjadi isteri yang taat terhadap suami kecuali yang mendapat rahmat dari Allah. Hanya karena sedikit permasalahan saja mereka kemudian ingin minta cerai. Terutama masalah nafkah bagi suami yang tidak mampu. Ketika mereka merasa suaminya tidak bisa memberikan harta yang cukup, dengan gampang mereka meminta cerai, padahal suaminya telah potang-panting bersusahpayah. Persis seperti yang disabdakan oleh Nabi di atas: "...Walaupun kalian berbuat baik seumur hidup kalian, kemudian mereka melihat sesuatu yang tidak mereka sukai dari kalian, mereka akan berkata: 'Aku tidak melihat kebaikan padamu sedikitpun'."

Maka, wanita baja adalah mereka yang menerima suaminya apa adanya. Baik dalam suka maupun duka, kaya atau miskin, selama suaminya taat kepada Allah Swt. dan telah menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya. Wallahua'lam


Dikutip dari: http://www.sinaimesir.com/

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © ABDYA ACEH INDONESIA