Bupati Diminta Tertibkan Penambangan Emas Ilegal

BANDA ACEH Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, minta Bupati Aceh Selatan tak lagi mentolerir dan segera menertibkan kegiatan penambangan emas ilegal yang dilakukan kelompok masyarakat di kawasan pegunungan Panton Luas, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan. Hal ini juga ditujukan kepada Bupati Aceh Jaya untuk menertibkan kawasan Gunong Ujeuen dari kegiatan penambangan ilegal.

Insiden jatuhnya korban beruntun akibat penambangan emas secara ilegal di dua daerah itu, hendaknya bisa dijadikan momentum untuk melakukan penertiban. “Bupati harus segera menertibkan tambang emas illegal atau yang tak ada izin di daerahnya, untuk mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak lagi,” kata Gubernur Irwandi Yusuf kepada Serambi, Rabu (19/5).

Dikatakannya, perintah agar bupati/walikota membentuk tim terpadu untuk melaksanakan program penanggulangan pertambangan tanpa izin, telah ditegaskan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penanggulangan Masalah Pertambangan Tanpa Izin. “Dalam waktu dekat, Pemerintah Aceh juga akan mengeluarkan surat edaran terkait penertiban pertambangan ilegal ini,” katanya.

Menurut Gubernur Aceh itu, kegiatan penambangan emas yang ada di beberapa daerah perlu ditertibkan dengan cara mengeluarkan izin resmi yang bisa dipantau dan dibina oleh dinas teknis. “Upaya penertiban ini perlu kita lakukan agar kelompok masyarakat yang melakukan menambangan bisa beroperasi secara benar, terhindar dari risiko bahaya dan mencegah terjadinya pencemaran serta kerusakan lingkungan,” ujarnya.

Kirimkan tim
Sementara itu, Ketua Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Provinsi Aceh, Muhammad Nazar, secara terpisah mengatakan bahwa pihaknya akan mengirimkan tim ke Sawang, Aceh Selatan, untuk mengkaji insiden longsor di kawasan penambangan emas rakyat yang dilakukan kelompok masyarakat di daerah itu, yang telah menyebabkan jatuhnya sejumlah korban jiwa.

“Tim ini kita minta mengkaji cepat, apa sesungguhnya yang terjadi di kawasan penambangan itu, sehingga nanti dapat diatur kebijakan yang lebih tepat dalam hal pertambangan yang berbasis penanggulangan dan pengurangan risiko bencana, serta mencegah kerusakan lingkungan,” kata Muhammad Nazar, yang juga Wakil Gubernur Aceh itu kepada Serambi, Rabu (19/5) malam tadi.

Sebelumnya, saat menjemput kedatangan Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) Gusti Muhammad Hatta di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, kemarin, ia mengaku sudah pula melaporkan insiden Sawang, Aceh Selatan itu kepada Menteri. “Kasus itu sudah saya laporkan secara lisan kepada Menneg LH yang juga sebagai Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” katanya.

Kunjungan kerja Menneg LH ke Banda Aceh yang juga turut disambut oleh Gubernur Irwandi Yusuf, kemarin, dimaksudkan untuk membuka Forum Pertemuan Gubernur Peduli Perubahan Iklim dan Perlindungan Huatan (Governors’ Climate and Forest (GCF) Taskforce Meeting), yang berlangsung di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Kamis (20/5) pagi ini hingga Sabtu (22/5) mendatang.

Ditemukan lagi
Sementara itu, masyarakat bersama TNI dan Polri, sekitar pukul 01.30 WIB dini hari kemarin, dilaporkan kembali menemukan satu jenazah korban longsor di kawasan tambang emas pegunungan Desa Panton Luas Sawang, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan. Dengan demikian, sudah lima korban tewas dan satu korban hidup yang ditemukan di lokasi bencana yang cukup mengagetkan masyarakat setempat itu.

Terakhir jenazah yang berhasil di evakuasi dari lubang maut dengan kedalam sekitar 25 meter itu, bernama Mansur (31) warga Deswa Lhok Pawoh Sawang. Jenazah korban malam itu juga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Yuliddin Away (RSUYA) Tapaktuan, untuk dilakukan visum et repertum, dan selanjut dibawa pulang ke rumah duka di Desa Lhok Pawoh, Aceh Selatan.

Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Sawang, Alizan Ismail, melaporkan bahwa semua penambang emas tertimbun dalam tragedi longsor di kawasan tambang emas pegunungan Desa Panton Luas, Senin (17/5) lalu, kini sudah tuntas dievakuasi. “Korban yang ditemukan terakhir itu, berhasil dikeluarkan dari kedalaman 25 meter di bawah permukaan tanah,” pungkasnya.

Sementara itu, Khairunnas (25), warga Desa Kuala Ba’ U Kluet Utara, satu-satunya korab selamat yang berhasil dikeluarkan dari timbunan longsor dalam kondisi hidup, setelah 6,5 jam bencana tersebut, yang kini masih dalam perawatan di RSYUA Tapaktuan dilaporkan sudah semakin membaik.

Menurut Alizan Ismail, dengan ditemukannya jenazah Mansur, maka korban yang meninggal dalam tragedi tersebut berjumlah lima lima orang dari enam penambang yang tertimbun. Yaitu, Evisalami (19) warga Desa Trieng Muduro Tunong, Karnadi (22) warga Desa Trieng Mudoro Tunong, Kafrawi (30) warga Desa Sawang Satu, Zubir (28) warga Desa Lhok Pawoh, dan Mansur (31) warga Desa Lhok Pawoh.(her/ask/gun/az)

Sumber serambinews.com/

2 komentar:

Anonymous said...

Memang Di Aceh Bnyak Emas ych...Tpai sayang ga ada yg bisa ngambilanya

Anonymous said...

Di Aceh itu Memang Banyak Emas ych..

Post a Comment

Copyright © ABDYA ACEH INDONESIA